Kisah Vertical Rescue & Jembatan Gantung
Kisah Vertical Rescue dan Jembatan Gantung
Awal berdirinya Vertical Rescue Indonesia berasal dari kegemaran sang pendiri Tedi Ixdiana menjadi pemanjat tebing di tahun 1987, karirnya sebagai pemanjat tebing yang semakin dikenal masyarakat, tak lantas membuat dirinya berpuas diri. Melihat banyaknya bencana alam di Indonesia, terlebih bencana di medan yang terjal, pada tahun 2000 Tedi Ixdiana menggagas sebuah komunitas Vertical Rescue Indonesia yang bertujuan untuk membantu evakuasi atau penyelamatan di medan terjal.
Dari tahun 2000 hingga 2017, Vertical Rescue Indonesia banyak membantu evakuasi bencana dengan medan terjal, seperti musibah pendakian gunung, gempa di Padang, musibah pendakian gunung Cikuray, tragedi pesawat sukhoi di gunung Salak, dan sebagainya.
Hingga 2017 ini, Vertical Rescue Indonesia sudah meluluskan sekitar 12.000 potensi Vertical Rescue di Indonesia. Melalui program sekolah Vertical Rescue yang digelar diseluruh pelosok Indonesia, dengan tujuan agar di daerah bisa membantu evakuasi, tanpa perlu mengandalkan dan menunggu bantuan potensi yang ada di Bandung atau Jakarta.
Tahun 2015 tim Vertical Rescue Indonesia, melakukan ekspedisi ke puncak tertinggi Indonesia, gunung Carstensz Pyramid yang terletak di Papua. Pada ekspedisi ini lah, jembatan pertama dibuat. Jembatan dengan menggunakan tali baja tertinggi di daratan Australia dan Ocenia terbentang di Gunung Carstensz Pyramid Papua dengan ketinggian 4884 Mdpl. Jembatan ini hadiah dari Indonesia untuk Dunia, karena dibuat pada tanggal 17 Agustus 2015.
Pembuatan jembatan di pegunungan Carstensz inilah yang menjadi pemicu tim Vertical Rescue Indonesia untuk melanjutkan ekspedisi yang sarat akan manfaat. Melalui program “Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia”, Vertical Rescue Indonesia membangun jembatan di daerah terpencil, untuk membantu kegiatan sehari-hari masyarakat, seperti sekolah, berbelanja, bekerja dan sebagainya tanpa harus berjalan memutar jauh.
Hingga kini, sudah 43 jembatan gantung dibangun di tanah air, di sumatera, jawa, kalimantan dan papua.
Selain nuansa yang sarat akan kegotong-royongan mulai dari pengumpulan material hingga pembuatannya, yang berbeda dari jembatan yang di bangun oleh Vertical Rescue Indonesia, tidak menggunakan beton dan dibuat dalam waktu singkat mulai dari 1 hingga 5 hari. Meski dibangun dalam waktu singkat, namun keamanan dan kekuatan sudah terjamin..
Sampai kapan ekspedisi ini akan berlangsung? Jawabannya selama semangat masih berkobar didalam jiwa anggota timnya dan partisipasi dari seluruh sahabat semua baik tenaga dan pikiran.
Semoga ... !!!
Salam Ekspedisi !!!
Komentar
Posting Komentar